Kamis, 18 Februari 2016

Reportase Yayasan Bhakti ke Provinsi Jambi



MCA-Indonesia Tanjabtim-MUARA SABAK-Jumat-Sabtu, 5-6 Februari 2016, Yayasan Bhakti sebagai salah satu pemenang hibah Pengetahuan Hijau MCA-Indonesia melakukan reportase ke wilayah Jambi. Padahari pertama melakukan koordinasi dengan Bappeda Provinsi Jambi kemudian ke Universitas Sriwijaya yang mempunyai program PETUAH. Kemudian dilanjutkan ke desa Kasang Lapak alay dan desa Tangkit Kec. Muaro Jambi. Pada hari sabtunya mengunjungi desa sukamaju dan Pandan Lagan.


KOORDINASI DENHAN BAPPEDA PROVINSI JAMBI
1.      Koordinasi dilakukan pada hari Jumat 5 Februari 2016
2.      Yayasan Bhakti menyampaikan maksud dan kedatangannya untuk meliput kegiatan Pengetahuan Hijau yang ada di Jambi.
3.      Liputan akan dimasukkan kedalam majalah Bulanan  Bhakti News, Website Pengetahuan hijau dan dokumen lainnya, yang mana itu merupakan dokumen bhakti sebagai laporan.
4.      Selain itu kami dokumen Bhakti lainnya adalah kami juga akan menyampaikan kegiatan Pengetahuan Hijau ke  dalam infografis.
5.       Kegiatan liputan Yayasan Bhakti akan dilakukan mulai dari Universitas Jambi dalam Kegiatan PETUAH (Perguruan Tinggi untuk Hijau), Desa Kasang Lopak alay dan Tangkit Kab. Muaro Jambi, dan desa Sukamaju & Pandan Lagan Kec. Geragai Kab. Tanjung Jabung Timur.

KEGIATAN REPORTASE KE UNIVERSITAS JAMBI PADA KEGIATAN PETUAH
1.      Kegiatan Reportase dilakukan pada hari Jumat 5 Februari 2016
2.      Yayasan Bhakti siap merekam kegiatan Universitas Jambi seperti misalnya penelitian ataupun kegiatan lainnya untuk dapat dimasukkan dalam Majalah dan Website Yayasan Bhakti.
3.       Kemaren ada pertemuan Unsri di Unja, Bapeda, Tanjung Jabung Timur dan Muaro Jambi, nanti akan kami sampaikan hasil pertemuannya.
4.      Kegiatan Wachyd Universitas Jambi akan memberikan report nya,pada kwarta Pertama ada 4 kegiatan: A1. A2, A4 dan A5. Yang terdiri dari: dokumen Review Potensi Universitas Jambi, Lesson Land, Positioning Analisis.
5.      Oleh GP ditetapkan ada 4 kabupaten yang sudah diobservasi, yaitu: Kerinci, Merangin , Tanjung Jabung Timur dan Muaro Jambi.
6.      Berhubungan dengan DAS dan banyaknya daerah yang belum teraliri listrik, maka Kegiatan Wachyd ini muncul, kita akan mengkaji dan mensuportnya dari segi knowledge.

KEGIATAB REPORTASE PADA KEGIATAN KONSORSIUM HIJAU KE KABUPATEN MUARO JAMBI DAN TANJUNG JABUNG TIMUR
1. Kegiatan Reportase  di desa Kasang Lopak alay dan Tangkit Kab. Muaro Jambi dilakukan pada hari Jumat, 5 Februari 2016.
2. Reportase di Desa Kasang Lopak Alay Kabupaten Muaro Jambi. Kami mempunyai 11 kader hijau atau pandu yang sudah dilatih di Yogyakarta. Dari pusat mengadakan pembelajaran untuk belajar pandu selama 3 hari di Yogyakarta. Dalam proses belajar mengajar anggota pandu dibagi dalam 4 bidang yaitu: Energi terbarukan, Pertanian Terpadu, Kewirausahaan Hijau, system Informasi/Pemetaan Kawasan. Setelah dari Yogya kegiatan kami adalah workshop Persiapan Participatory Assessment dilakukan pada pertengahan Januari 2016. Kegiatan dalam workshop ini adalah mengusulkan kegiatan PA yang dihadiri local ekspert. Kemudian peneliti menyusun rencana kerja selama 12 hari. Pada tanggal 20 hingga 31 Januari 2016 dilakukan kegiatan Participatory Assessment dengan rangkaian kegiatan mulai dari langsung turun ke masyarakat, curah pendapat, hingga FGD di tingkat desa. Bagaimana awalnya memilih calon pandu? Calon pandu dipilih dengan melakukan Assessment awal terlebih dahulu oleh tim peneliti siapa siapa saja yang berminat, karena susah menarik orang yang mau berpartisipasi, karena disini sifatnya ilmu yang didapat bukan uang jadi lebih bersifat sukarela. Ada juga peserta calon pandu yang diseleksi, setelah melalui proses tiba-tiba mundur karena merasa tidak menguntungkan dari segi ekonomi lalu menyatakan tidak sanggup. Assessment awal calon pandu juga dilakukan selama 12 hari dari Akhir November hingga awal Desember 2015. Pandu menyampaikan bahwa info awal akan ada seleksi calon pandu dari pihak aparat desa. Menurut pandu bahwa partisipasinya dalam kegiatan ini merasa senang karena diberi kesempatan untuk menggali potensi yang ada di desanya. Kalau ada program yang bagus kenapa tidak didukung.   Kami kemudian mencari kawan kawan yang mempunyai keinginan untuk membangun desa agar mau juga berpartisipasi dalam kegiatanini. Pandu lain merasa tertarik karena ingin membantu memajukan dan mengembangkan desa agar lebih maju supaya dikenal oleh daerah lain. Program ini akan mengangkat potensi desa kami yang belum terangkat. Misalnya, ada embung atau danau buatan yang belum dapat dimanfaatkan. Masalah yang ada di tempat kami adalah Sumber Daya Manusia, sistim pertanian masih tradisional, pola pikir masih monoton , tidak ada yang menggerakkan sehingga pasif. Pandu mempunyai 3 perwakilan perempuan. Kami lebih tertarik pada pertanian terpadu dan wirausaha hijau. Pemerintah desa sangat mendukung, kami yakin setelah pasca program, kegiatan ini tetap akan terus berjalan. 

Pandu Tanah Air Konsorsium Hijau Desa Tanngkit Kab. Muaro Jambi
 
3.      Di desa Tangkit Yayasan bhakti masih melakukan reportase dengan terlebih dahulu memperkenalkan diri bahwa Yayasan Bhakti masih tergabung dalam Pengetahuan Hijau seperti juga kegiatan Konsorsium Hijau dan menyampaikan maksud tujuannya yaitu ingin meliput kegiatan Konsorsium Hijau untuk dapat dimuat dalam bulletin, majalah Bhakti News maupun website http://www.pengetahuanhijau.com . Kami melakukan liputan di Provinsi Jambi  ini adalah yang ke-4, sebelumnya kami telah meliput di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Barat.   Pandu dari desa Tangkit menyampaikan bahwa dari 11 pandu yang ada 3 orang adalah perempuan. Awalnya menjadi pandu adalah mendapat informasi dari pihak desa kepada kami selaku karang taruna. Kami diajak, tertarik karena kami memang hobi organisasi. Selain karena sering organisasi, pandu ingin sekali turut serta membangun desa, ada juga pandu yang kuliah di  pertanian yang ingin mempraktekkan ilmu kuliahnya, ada juga yang bertolak belakang  seorang pandu S1 PAUD tertarik karena ada tema tanam hijau di kurikulum PAUD. Kesan setelah kembali dari pelatihan di Yogya, jauh perbedaannya dengan kami, di sana wisata di sini tidak ada. Disini yang bisa diterapkan adalah pertanian/perkebunan kakau walaupun tidak banyak. Setelah dari Yogya, Pandu melakukan sosialisasi di depan warga masyarakat dan pihak desa sebagai pertanggungjawaban, kami mempresentasikan tiap desa yang kami kunjungi, ada 4 tema di 4 desa. Perbedaannya sangat mencolok dibandingkan di tempat kami, di sana itu kebersamaannya sangat kuat dan bagus dalam hal membangun desa, kalau disini masih kurang. Di desa Pakem-Kartowinangun, tema Pertanian terintregrasi. Disana orang nya membentuk kelompok agar pertanian lebih maju. Dari segi pemasaran mereka sudah mampu menembus pasar modern seperti ke Alfamart, kalau kami masih tradisional. Solidaritasnya lebih bagus. Butuh perjuangan yang sangat keras untuk menuju seperti itu. Disini kami berbeda suku, sehingga jadi hambatan, di sini mengelompok. Kami akan memanfaatkan bekas galian batu bata untuk membuat keramba ikan lele, patin, nila. Sudah ada beberapa orang memanfaatkan. Terkait kegiatan ini masuk dalam wira usaha hijau.
4.  Didesa Sukamaju dan Pandan Lagan para pandu juga menyampaikan hal yangsenana yang pada intinya kenapa mau menjadi pandu, adalah atas dasar atas dasar rekrutmen, diri sendiri dan ajakan teman.  Sedangkan tujuan menjadi pandu adalah untuk memajukan desa agar tidak tertinggal dengan desa lainnya.  Tentang keberlanjutan selanjutnya pandu siap mengintengrasikan ilmunya untuk kemajuan desa dengan program program yang ada di desa yang masih relevan. Selain itu pandu siap berinterksi keluar daerah untuk  mencari jejaring pengembangan desa dan pengembangan ilmu kepada sekitar desa yg berdekatan.
 

Berikut dokumen vidionya:

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar