Land Equity International Pty Ltd melakukan Perkenalan
dimulainya Kegiatan PMAP 2.
Pada hari Senin, 15 Februari 2016 telah dilakukan Perkenalan
dimulainya Kegiatan PMAP 2 oleh Land Equity International Pty Ltd. Pertemuan
dilakukan di Bappeda Provinsi Jambi. Turut hadir dinas dinas di provinsi jambi,
yaitu: dinas pertanian, kehutanan, bpn,dll.
Paul Haris dari pimpinan rombongan memaparkan kegiatan yang akan
dilakukan di provinsi Jambi. Berikut pemaparan yang disampaikan Mr. Paul :
Mr. Paul menyatakan kesenangannya ,
42 tahun yang lalu sudah pernah di jambi, pernah naik bis dari jambi ke bukit
tinggi. PMAP 2 Jambi, sasaran di akhir program akan mengembangkan rencana tata
ruang yang lebih baik : mengurangi konflik kepemilikan lahan, pemberdayaan
masyarakat terutama perempuan, Cara mencapainya, ada 3 komponen: informasi
terbaru, pelatihan dan pembangunan kapasitas pemerintah. Ada 2 lokasi yaitu
Tanjung Jabung Timur dan Kerinci. Program ini hanya 12 bulan. Dukungan Pemerintah
Daerah sangat dibutuhkan untukkeberlanjutan. Kamiakan memberikan pelatihan utuk
sistemnya. Program ini akan menekankann pada pemberdayaan perempuan dan
mendukung kelompok marginal. Juga berintegrasi dengan energy terbarukan. Ibu
Imelda akan bertanggung jawab di kegiatan ini, azubir akan berperan sebagai
manager di Jambi. Kami akan kembali di jambi di bulan maret. Pengumpulan data
mulai februari sampai selesai. Akan dilakukan di Jakarta untuk training selama
4 minggu dengan peserta staff provinsi dan kabupaten. Juni/Juli kami akan
bangun sistim informasi managemen utk diinstal di kantor kabupaten. Training
dan monitoring di setiap kabupaten akan kami lakukan. LEI berpusat di Australia
berhubungan dengan lahan, pemetaan lahan, pengelolaan lahan, Lebih dari 20
tahun di 25 negara. Pemetaan, /topografi, adalah kegiatan kami 27 proyek kami
lakukan baik dengan pemerintah maupun sector swasta. PMAP 2 tidak dapat
memecahkan semua masalah anda, Cuma 12 bulan saja.
Tanggapan dan masukan dari SKPD provinsi Jambi sangat bagus untuk
mendukung program ini antara lain:
1.
Pertanyaan dan tanggapan serta masukan:
a.
Terkait investasi dan konflik kepemilikan lahan
seperti apa? Mengingat ada permasalahan ini di provinsi Jambi.
b.
Ketika tim ke kabupaten, minta saja daftar nama
yang sudah pernah dilatih GIs (mengidentifikasi).
c.
Sebisa mungkin kami bappeda akan mensuport
kegiatan ini, an juga akan kami jadikan sebagai bahan evaluasi.
2.
Mr. Paul menjawab bahwa sasaran proyek ini
adalah mengurangi terjadinya konflik dengan menyediakan data sebagai bukti
untuk menyelesaikan konflik. Terkait antar SKPD akan dibutuhkan diskusi
lanjutan utk pemecahan masalah. Capasit building akan memberikan pelatihan, P
Henri akan melakukan assessment untuk melihat /mengidentifikasi staff
kabupaten, pelatihan tidak hanya GIs namun juga lainnya. Pertemuan minggu lalu
dengan ..mendukung kegiatan PAMP2.
3.
Dinas BPN, Dari pemaparan oleh Tim, saya
tertarik dengan salah satu sasaran mengurangi konflik kepemilikan lahan,
sebagai bahan mungkin saran, mohon bahwa dalam kementrian agrarian dan tata
ruang sudah masuk dan dibentuk. Mohon dalam pelatihan pelatihan yang menyangkut
GIS dan pemetaan lainnya kegiatan ini mohon dari teknis BPN juga diikutkan,
agar kami juga nyambung. Mengenai konflik tata ruang,secara umum di jambi ini
terbagi menjadi konflik perorangan dengan konflik badan hukum, sebagian konflik
dengan pemerintah. Dua kawasan yang ada , kehutanan dan non kehutanan. Contoh:
konflik sertifikat HGU. BPN kabupaten
dan provinsi selalu menanganinya. Masukan kami adalah dalam menyelesaikan
masalah lahan kita hendaknya Sepakat acuannya adalah dari tata ruang, Kasus sertifikat tumpang tindih,.
4.
Jawaban: Terkait staf, yang menjadi focus kita
adalah staf kabupaten dan provinsi yang akan menjadi taegrt, sehingga mampu
melakukan tata ruang yang lebih baik. Walaupun nantinya menggunakan konsultan
namun tetap mengetahui cakupan yang dilakukan oleh konsultan. RTRW yang
disarankan merupakan ide yang sangat bagus. Kami berusaha menyediakan data,
keahlian agar mampu menganalisa dan membuat keputusan yang lebih strategis
berdasar data dan informasi dari program ini. Mengenai pelatihan, dalam 2
minggu ini kami akan menempatan para ahli GIs berikutnya ahli tata ruang.
5.
Tata ruang sebagai dasar menyelesaikan setiap
konflik karena memang begitu aturannya. Persoalannya masyarakay belum paham,
disini tidak boleh membangun gedung, tidak boleh membangun jalan, di dekat
bandara ketinggian harus sekian, padahal ini tanah saya kok diatur atur, Kami
mohon bantuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakatnya. Kami tidak bisa
memjangkau ke semua lapisan masyarakat untuk mensosialisasikan ini. Maksud
kami, perlunya lembaga ini membantu pemerintah untuk meningkatkan kapasitas
masyarakatnya.
6.
Tanggapan Mr. Paul: Pengetahuan masyarakat
memang masih minim, sehingga kurang mendukung program program pemerintah.
Pengenalan tata ruang ini penting makanya perlunya sinergi.
7.
Dinas Perkebunan , Banyak lahan dijarah
masyarakat, bagaimana masyarakat memahami agar tidak merusak taman nasional?
Bagaimana hal ini agar tidak terjadi lagi. Masyarakat mengatakan bahwa hutan
adalah milik tuhan dan milik kami kenapa tidak boleh diambil? Pihak Pengelola
dengan masyarakat juga terjadi masalah, masyarakat merambah ke hutan yang ada
ijin. Kehutanan bagian dari tata ruang, tim kita ada yang ahli GIS, mohon untuk
diikutkan lagi agar bertambah ahli yang kami punyai.
8.
Program konserfasi lahan akan kami pertimbankan
pada kegiatan ini, kami hanya 12 bulan, mohon dukungan akan program ini sukses,
terkait konflik, kami akan menyediakan data, bukti, ini yang menjadikan dasar
untuk berkonsultasi dan menyelesaikan masyarakat, konflik tak hanya di hutan produksi
tapi jug ataman nasional. Kami hanya bisa memberikan data dan bukti. Terkait
ahli GIs, kami akan melatih untuk bappeda dulu baru semua skpd lain akan
dilibatkan.
9.
Bpk. Cipto mempresentasikan sedikit geospatial
consideration, Lansacapc dapat dilihat dengan mudah jika kita menguasai sistim
GIS. Dapat diketahui temperature dan lain sebagainya pada bulan berkala.
Bagaimana sistim ini dapat diserap oleh staff bappeda dan provinsi.
10.
Dinas Perkebunan, Kami telah menggunakan GIS untuk
pekerjaan kami, namun belum mahir/menengah. Kami sangat apresiasi dan tertarik,
mohon untuk juga diikutkan dalam pelatihan, kami proosikan produk unggulan kami
adalah karet dan sawit. Aplikasi apa untuk mencari luasan kopi, kina selain karet
dan sawit. Bari ini peta yang kami punya. Salah satu tupoksi kami adalah
memantau kegiatan perusahaan, saat ini kami manual . apa ada tehnologi untuk
memantau kegiatan ini.
11.
Program ini akan kita ajarkan untuk memanfaatkan
data data yang ada untuk diolah. Trining lebih ke user yang
diinginkan/diperlukan. Jika dibutuhkan training drone, akan kami lakukan.
12.
Bappeda, validasi data sebagai salah satu
kendala yang kita hadapi. Misal awah lahan basah berapa luasnya? Perkebunan,
perikanan dan pertambangan. Data jika disbanding
BPS melebihi luas provinsi luas kabupaten.
Ditulis:
sudarmanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar