Sabtu, 20 Februari 2016

COE PLACE memperkuat Lokus Konsorsium Hijau



Kunjungan COE PLACE UNSRI tanggal 19 – 21 Februari 2016
1.      Kunjungan COE PLACE Team 1 (4 orang) yang dipimpin oleh Bpk. Edward, diawali dengan koordinasi dengan Bappeda Tanjung Jabung Timur, ditemui oleh Ibu Hamidah (Kasi Infrastruktur) didamping Al Kodri (Kasubid Tata Ruang ) dan juga 2 SKPD dari Dinas Pertanian dan Dinas Kelautan dan Perikanan serta DRM MCA-Indonesia.
2.      Dinas Pertanian memberikan masukan terkait adanya sawah di desa Sukamaju;
3.      Dinas Kelautan dan Perikanan memberikan masukan alternated masukan 3 desa yang akan dilakukan survey yaitu desa Nipah Panjanh 1, Pamusiran dan Teluk Kijang Kec. Nipah Panjang. Ketiga desa ini akan dilakukan Survey oleh COE PLACE Team 2 yang dilakukan pada hari Sabtu, 20 Februari 2016. Satu desa akan dipilih sebagai lokus kegiatan. Kegiatan yang akan dilakukan terkait mangrove.
4.      Fokus COE PLACE di desa Sukamaju dan Pandan Lagan adalah pertanian dan perkebunan  lahan gambut serta pemanfaatan kotoran sapi.
5.      Bappeda Tanjung Jabung Timur berharap agar program ada eksennya di lapangan seperti contohnya demplot pertanian, demplot pemanfaatan peternakan dan demplot budidaya mangrove.
 
COE PLACE UNSRI melakukan assessment di desa sukamaju
ASSESMENT DESA SUKAMAJU
1.      Kegiatan Pandu Konsorsium baru tahap perencanaan , belum pelaksabaan;
2.      Kegiatan pandu masih sulit bergerak untuk praktek penanaman di lapangan karena terkendala dana, kecuali ada dana, missal dari MCA-Indonesia maka akan mudah kami praktek lapangan.
3.      Pernah ada bantuan bibit sawit 25 batang;
4.      Petani cenderung apa adanya kurang mengembangkan ilmu pertanian;
5.      Belum ada yang mengolah buag sawit sendiri, semuanya dijual.
6.      Pernah ada 2 hektar lahan petani terbakar sehingga sawit gagal panen.
7.      Pernah ada program ABRI penanaman tanaman Jabon
8.      Kedalaman gambut 0,5 meter;
9.      Air berwarnah kecoklatan karena mengandung gambut.
10.  Ada Potensi Peternakan sapi.
11.  Termasuk daerah tadah hujan, jadi klo musim hujan air tetap menggenang.
12.  Hanya sawit yang mampu hidup di tanah rawa ini, sehingga sangat menolong walaupun kualitasnya kurang.
13.  Pernah menanam padi , palawija naming tidak pernah berhasil.
14.  Duren, jengkol, kelapa tumbuh dibeberapa tempat.


ASSESMENT DESA PANDAN LAGAN
1.   Konsorsium hijau telah melakukan pemetaan desa
2.   Ada 4 item yang mengerucut di kegiatan pandu, yaitu: Pengelohan lahan tidur, pembuatan kompos, pemanfaatan air bersih dan pemanfaatan sampah organic dan an organic.
3.   Kepala keluarga rata-rata mempuyai lahan seluas 2 hektar.
4.   Pinang lebih bagus dari sawit, 13.00/kh harga sekarang.
5.   Dari 4 kegiatan pandu baru sampai kegiatan pemanfaatan lahan tidur, kami membuat pupuk kompos. CSR Petrocina pernah melatih pembuatan pupuk kompos.
6.   Sapi, kambing, ada skala kecil, 1 desa sekitar 100 ekor sapi, kambing lebih banyak lagi.
7.   Air kencing sapi ada yang dimanfaatkan.
8.   Model kandang sapi asih tradisional.
9.   Perikanan ikan nila ada skala kecil.
10.  Pandu tanah air, SK belum dapat. Rencana kegiatan sudah dapat.
11.  Sawit ditanam di lahan bergambut.
12.  Biogas belum ada.
13.  Pandu tanah air di desa Lagan tengah  mempunyai 11 orang.

KECAMATAN NIPAH PANJANG (NIPAH PANJANG 1, PAMUSIRAN, TELUK KIJING)
1.      Tim 2 COE PLACE mengunjungi kecamatan Nipah Panjang di 3 lokasi, yaitu Nipah Panjang 1, Pamusiran dan Teluk Kijing.
2.      Kecamatan Nipah Panjang merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Tanjung Jabung timur Provinsi Jambi yang terletak di pesisir timur Pulau sumatera. Mempunyai Luas 234 km2, dengan kepadatan 107 jiwa/kk, jumlah penduduk 25.326 jiwa di 6.032 rukun Tetangga.
3.      Pada hari Sabtu 20 Februari 2016, karena cuaca hujan deras, tim hanya berhasil mengunjungi 2 desa yaitu Nipah Panjang 1 dan Pamusiran.
4.      Desa Nipah Panjang 1 akses sangat mudah. Sumber Daya Manusia juga cukup untuk menjalankan program.
5.      Desa Pamusiran aksesnya sangat sulit atau terisolir dan Sumber Daya Manusia kurang mendukung. Namun masih lebih baik daripada desa Teluk Kijing.
6.      Pada hari Minggu 21 Februari Tim 2 COE PLACE mengunjungi desa Teluk Kijing.Desa Teluk Kijing aksesnya sangat sulit atau terisolir dan Sumber Daya Manusia kurang mendukung. Desa Teluk kijing Bisa ditempuh melaui 2 jalur, yaitu dari desa Pamusiran dan yang satunya dari Desa simbur Naik.

 
Kelurahan Nipah Panjang 1 Kec. Nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung Timur-JAMBI


KESIMPULAN:
1.      Desa sukamaju dan Pandan Lagan yang merupakan lokus Konsorsium Hijau yang akan dijadikan lokus untuk kegiatan COE PLACE.
2.      Pandu Tanah air sangat dimungkinkan untuk mendukung kegiatan Unsri.
3.      Memberikan bimbingan teknis bagi pemuda ada dalam eksenplane kami, sangat memungkinkan diparalelkan.
4.      Aspek tenis kita kasih bimbingan teknis, pemberdayaan masyarakat kita lakukan demplot,pandu bisa berfungsi sebagai tenaga ahli.
5.      Pemberdayaan biogas misalnya, bisa kita latihkan ke pandu tanah air.
6.      Kegiatan yang belum diakomodir oleh Konsorsium Hijau dapat dilakukan atau diperkuat oleh Petuah demikian juga sebaliknya.
7.      Diharapkan pandu perempuan dapat menarik ibu ibu dalam kegiatan ini agar tercapainya kesetaraan gender.
8.      Dari 3 desa di kec. Nipah Panjang yang dijunjungi Tim 2 COE PLACE yaitu Nipah Panjang 1, Pamusiran dan Teluk Kijing, yang paling cocok dijadikan prioritas lokus adalah desa Nipah Panjang 1 karena daerah ini sangat berpotensi untuk demplot mangrove. Sudah ada blok blok blok untuk kawasan konservasi yang berada di bawah pembinaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di bawah Kementrian Kehutanan. Sudah mempunyai kader kader ekowisata sebanyak 40 orang yang dibentuk pada tahun 2014/2015. Blok-blok wilayah konservasi dengan SK Mentri tahun 1997 (luas total 4.176 ha) tersebut dengan rincian antara lain adalah di: Pulau Betet (luas 100 ha), Pulau Burung (Luas 28 ha),pulau Tengah (luas 877 ha), Pulau Tambi (luas 244 ha),Pulau Balai (40 ha), Pulau Pangkuda (Luas 11 ha)Pulau Muda(luas 42 ha) dan Luas wilayah Konservasi Pantai 50 ha . Kondisi konservasi masih ada sebagian yang rusak yang memerlukan penanganan kembali. Di Pulau Muda ini sangat cocok dilakukan kegiatan demplot penanaman mangrove pada kegiatan COE PLACE Unsri yang terkait ekowisata. Tergabung dalam organisasi LSM ENPI yang bergerak di bidang EKOWISATA. Kedepannya tinggal dipoles dengan didirikannya bangunan bangunan  untuk penginapan, masih memerlukan sentuhan pemerintah daerah. Bibit mangrove belum mampu menupayakan sendiri, masih membeli di tempat lain yaitu di desa alang alang Kec. Muara Sabak Timur dan desa Teluk Majelis Kec. Kuala Jambi.
Selain itu Desa Nipah Panjang 1 juga terdapat 15 kelompok tani dengan luas lahan 287 ha, terdiri dari : 4 kelompok tani cetak sawah, 2 kelompok menanam padi, 9 kelompok menanam sayur dan palawija. Potensi bidang perkebunan adalah Kelapa dan Pisang.
9.      Dalam waktu dekat , sekitar bulan maret akan dilakukan Focus Group Discusion (FGD). FGD akan ditentukan di masing masing desa lokus atau di Bappeda akan diputuskan dan diberitahukan menyusul.
                                                                    *******

Dilaporkan Oleh:
Sudarmanto
DRM Kab. Tanjung Jabung Timur- Provinsi Jambi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar