Minggu, 31 Januari 2016

Klinik Penyusunan Proposal Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) di Jambi



Penjelasan Mahendra Taher selaku Reg. Office Manage r Program PSDABM Kehati – MCAI

MCA-Indonesia TANJABTIM – Senin, 1 Februari 2016 bertempat Hotel Abadi Suite, Jambi di telah dilaksanakan Klinik Regional untuk penyempurnaan draft proposal MCA-Indonesia Jendela 2 (PSDABM) bagi  pengusul yang berkantor di Sumbar & Jamb. Pengusul diberi kesempatan untuk berkonsultasi tentang 3 bidangyang merupakan inti dari proposal kegiatan PSDABM, ke-3 bidang itu adalah bidang ERR, Budget, dan LFA. Masing masing LSM di dapat berkonsultasi untuk ditemukan dengan para specialist yang ahli dibidangnya masing masing. Klinik dibuka mulai jam 8.30 s/d 17.00 WIB.
Sebelum dilaksanakan acara klinik ini, pengusul sudah harus mengumpulkan / mengirimkan draft proposal kepada tim Kehati sebelum tanggal 1 Februari 2016 agar dapat direview dan diberikan masukan untuk penyempurnaan.
Acara di buka oleh Mahendra Taher selaku Reg. Office Manage r Program PSDABM Kehati – MCAI. Para peserta telah hadir 4 LSM, yaitu Mitra Jambi, Mitra aksi Sumatera Barat, SSS Pundi Sumatera, WARSI, Gitabuana,dll.
Kegiatan ini dilakukan agar proposal yangdiajukan oleh pengusul semakin mendekati dengan sempurna sehingga memenuhi syarat untuk mendapatkan dana implementasinya dari MCA-Indonesia. Tahapan selanjutnya adalah proposal akan dinila oleh MCA-Indonesia untuk dinilai , diverifikasi dan kemudian ditentukan para pengusul yang lolos memenuhi kualifikasi standart MCA-Indonesia. Jika lolos MoU akan dilakukan pada bulan Maret/April sehingga bulan Mei 2016 diharapkan sudah dapat mulai pelaksanaan/implementasinya.
Program direncanakan berakhir pada Maret 2018.
Pengusul sedang berkonsultasi tentang ERR, budget dan LFA dengan GP Kehati MCA-Indonesia

Rabu, 27 Januari 2016

4 (Empat) Isu Prioritas dalam Workshop Persiapan Participatory Assessment Sekolah Hijau



MCAI-Indonesia Tanjabtim - Jumat, 15 Januari 2016 Konsorsium Hijau melakukan Persiapan Participatory Assessment Sekolah Hijau di desa Sukamaju Kec. Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kegiatan ini merupakan serangkaian kegiatan yang difokuskan untuk menyusun rancangan kurikulum Sekolah Hijau yang dicanangkan oleh  Konsorsium Hijau dengan pendanaan dari MCA-Indonesia. Dr. Maryatmo dari konsorsium Hijau dan beberapa narasumber nasional mupun lokal didatangkan untuk semakin memantapkan hasil kajian yang akan dijadikan bahan dalam penyusunan kurikulum tersebut. Workshop yang dilakukan selama 2 hari tersebut dihadiri kurang lebih 75 masyarakat yang didampingi oleh 22 orang para pandu sekolah hijau dari 2 desa yaitu Sukamaju dan Pandan Lagan. 
Workshop Persiapan Participatory Assessment 15&16 - 01 -2016

Workshop Persiapan Participatory Assessment 15&16 - 01 -2016

Dari hasil pembahasan dapat disampaikan sebagai berikut:

Hasil Workshop Persiapan Participatory Assessment Sekolah Hijau oleh Konsorsium Hijau
Tanggal 15 s/d 16 Januari 2016
No.
Isu/Persoalan Prioritas
Pengetahuan yang sudah ada
Rencana Pengembangan (Kurikulum)
Nara Sumber  (Guru Hijau)
Metode Assessment
Tim kerja
1.
Kelangkaan Air Bersih
- Penyaringan air sederhana  skala rumah tangga
- Penyaringan air skala komunitas
- Pengembangan PAM Desa/Dusun
- Pengelolaan PAM Desa/Dusun berbasis komunitas
- Kebutuhan ?
- Teknologi ?
- Pendanaan ?
- Mitra ?
- Pelaksana ?
- Lokasi Lahan ?

- Bapak Reban (Pandan Lagan)
- Bp. Basori
- Bp. Supadi (pengeboran tanah)
 - PDAM Muaro Jambi

- Obervasi
- Wawancara

2.
Pengelolaan Limbah Organik
- Pertanian
- Peternakan 
- Industri RT
- Rumah Tangga
- Pupuk Organik / MOL
- Pupuk Cair
- Pakan Organik
- Briket Tangkos
- Partisi Komposit
- Tangkos
Pengelolaan Berbasis Komunitas menghasilkan produk bernilai tambah :
- Pupuk Organik / MOL
- Pupuk Cair
- Pakan Organik
- Briket Tangkos
- Partisi Komposit Tangkos


- Bapak Farli (Koperasi Suka Maju)
- Isnain (Komposit Tangkos)
- Fadli (Briket Tangkos)
- Beni (SMAN 10)
                               
- Observasi
- Wawancara

3.
Pengelolaan Lahan Tidur
- Teknik-teknik membuka dan mengelola lahan gambut

- Pengelolaan Pertanian terpadu (hortikultura, palawija)
- Ekowisata
- Eduwisata
- Bapak Muakib
- Bapak Mulyono (hortikultura)
- Observasi
- Wawancara

4.
Pengelolaan Limbah Anorganik
- Rumah Tangga
- Kerajinan limbah kertas
- Pengelolaan Sampah di LP Sukamaju
Bank Sampah, pengelolaan sampah:
- plastik
- kertas/koran
- kaleng
- Ibu Diana (Kecamatan Mendahara Ulu)
- TPS LP Sukamaju
- SMAN 10
- Observasi
- Wawancara


22 Pandu Sekolah Hijau desa sukamaju dan Pandan Lagan

Peserta Workshop Persiapan Participatory Assessment

Jumat, 22 Januari 2016

Dalam 2 tahun kedepan UNSRI-PALEMBANG yang tergabung dalam Konsorsium PETUAH turut serta Memberdayakan Masyarakat Tanjung Jabung Timur



MCA-INDONESIA TANJABTIM – Jumat, 22 Januari 2016 Universitas Sriwijaya yang tergabung dalam Konsorsium PETUAH pemenang hibah Pengetahuan Hijau Proyek Kemakmuran Hijau MCA-Indonesia telah melakukan Rapat Koordinasi dan Kunjungan Lapangan ke Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Universitas Sriwijaya mengirimkan utusan-utusannya yaitu: Dr. Erizal Sodikin, Prof. Benyamin Lakitan, Prof. Rujito, Prof. Kafrawi, Dr. Munandar, Dr. Edward Saleh, Arfan Abrar,PH.D., Dr. Dessy Adriani dan Dr. Irmawati.

Kabupaten Tanjung Jabung Timur menyambut dengan terbuka dan antusias tentang pertemuan yang mengangkat tentang Pengelolaan Centre of Excelent Peatland Conservation and Productivity Improvement (COE. PLACE). Pertemuan ini dihadiri oleh Bappeda Tanjung Jabung Timur yaitu Bpk. Ir. Agus Pirngadi didampingi beberapa staff yatu: Ibu Hamidah selaku Kabid Infrastruktur ,  Alkodri,SE,MM selaku Kasubid Tata ruang. Sedangkan dari pihak MCA-Indonesia diwakili oleh Sudarmanto,ST,MSi selaku District Relationship Manager.

Universitas Sriwijaya sebagai pimpinan rombongan adalah Bpk. Prof. Benyamin Lakitan, memberikan ucapan terimakasih kepada Kepala Bappeda Tanjung Jabung Timur beserta staff dan juga MCA-Indonesia, menyampaikan bahwa telah melakukan 2 kunjungan yaitu ke di Bappeda Kab. Muaro Jambi dan Bappeda Provinsi Jambi, dan sekarang di Kab. Tanjung Jabung Timur. Turut dalam rombongan yaitu : Prof. Rujito yang akan mempresentasikan program selaku direktur Program, Dr. Dessy Adriani selaku sekretaris eksekutif  program (exsecutif secretary), Dr. Erizal Sodikin sebagai ekspert dan beliau adalah Dekan Fakultas Pertanian UI , Arfan Abrar,PH.D sebagai  expert peternakan dan juga penanggung jawab pertanian berkelanjutan (sustainable agricultural),Prof. Kafrawi (sebagai ahli tenaga air mikro hidro), Dr. Edward Saleh sebagai tehnik pertanian / agricultural engineering sebagai pengelolaan sumber daya alam khusus pengelolaan gambut;Dr. Munandar keahliannya pertanian/budidaya pertanian tanaman sebagai pengelolaan sumber daya alam khusus kawasan  dan beliau adalah Dekan Fakultas Pertanian UI, Irmawati selaku staff ahli. Dalam menjalankan tugas Universitas Sriwijaya akan dibantu oleh Universitas Jambi. 

JALANNYA PERTEMUAN:

 1.    Sambutan Kepala Bappeda Tanjung Jabung Timur Bpk. Ir Agus Pirngadi, ucapan terimakasih kepada Konsorsium PETUAH yang sudah dating ke Kabbupaten Tanjung Jabung Timur. Sehubungan dengan kegiatan MCA-Indonesia memang akhir akhir tahun kemarin, kami agak pesimis, jujur saja dari tahun yang panjang sepertinya progress fisiknya belum kelihatan padahal sudah banyak kegiatan-kegiatan operasional yang dilaksanakan sehingga kita agak pesimis.  Namun syukur Alhamdulillah, saat ini progress sudah mulai pelaksanaannya kepada masyarakat di sekitar Taman Nasional Berbak. Sebelum PETUAH mempresentasikan/memperkenalkan program program  kegiatannya kami perkenalkan terlebih dahulu nama saya Agus Pirngadi sebagai Kepala Bappeda Tanjung Jabung timur didampingi staff saya yaitu: Ibu Hamida selaku Kabid Infrastruktur, Alkodri,SE,MM selaku Kasubid Tata ruang.
2.    Universitas Sriwijaya sebagai pimpinan rombongan adalah Bpk. Prof. Benyamin Lakitan, memberikan ucapan terimakasih kepada Kepala Bappeda Tanjung Jabung Timur beserta staff dan juga MCA-Indonesia, menyampaikan bahwa telah melakukan 2 kunjungan yaitu ke di Bappeda Kab. Muaro Jambi dan Bappeda Provinsi Jambi, dan sekarang di Kab. Tanjung Jabung Timur. Turut dalam rombongan yaitu : Prof. Rujito yang akan mempresentasikan program selaku direktur Program, Dr. Dessy Adriani selaku sekretaris eksekutif  program (exsecutif secretary), Dr. Erizal Sodikin sebagai ekspert dan beliau adalah Dekan Fakultas Pertanian UI , Arfan Abrar,PH.D sebagai  expert peternakan dan juga penanggung jawab pertanian berkelanjutan (sustainable agricultural),Prof. Kafrawi (sebagai ahli tenaga air mikro hidro), Dr. Edward Saleh sebagai tehnik pertanian / agricultural engineering sebagai pengelolaan sumber daya alam khusus pengelolaan gambut;Dr. Munandar keahliannya pertanian/budidaya pertanian tanaman sebagai pengelolaan sumber daya alam khusus kawasan  dan beliau adalah Dekan Fakultas Pertanian UI, Irmawati selaku staff ahli. Dalam menjalankan tugas Universitas Sriwijaya akan dibantu oleh Universitas Jambi.
3.    Prof. Rujito menyampaikan / memaparkan materi presentasi, pada kegiatan ini kami Universitas Sriwijaya yang dalam kegiatan ini disebut Centre of excellent Peatlent Conservation and Productivity Improvement (COE PLACE) . Kedatangan kami ingin mendapatkan beberapa informasi tentang permasalahan-permasalahan yangterjadi di kabupaten Tanjung Jabung Timur yang tentunya berkaitan dengan program kami, sehingga bisa disinkronisasi dengan kegiatan-kegiatan yang akan kami susun. Selain itu juga dalam implementasi nanti mohon dukungan dari SKPD SKPD terkait baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Topik dari kegiatan ini adalah Pengetahuan Hijau Berbasis Kebutuhan dan Kearifan local untuk mendukung Pembangunan Berkelanjutan. Kegiatan ini dibiayai oleh MCA-Indonesia yang pelaksanaannya dilakukan oleh 7 perguruan tinggi yang kami sebut dengan Konsorsium Perguruan Tinggi untuk Indonesia Hijau atau yang disingkat PETUAH. PETUAH terdiri dari 7 universitas yaitu Universitas Sriwijaya, Universitas Jambi, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Udayana, Universitas Mataram, Universitas Hasanudin dan Universitas Nusa Cendana. Kegiatan berlangsung dari 1 September 2015 s/d 31 Maret 2018. Pusat unggulan riset yang ingin kami lakukan bertujuan meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat yang ada di lokasi Green Prosperity atau dengan kata lain Pengetahuan Hijau untuk Kemakmuran Hijau. Ada 3 hal: 1). Penguatan Pengelolaan Sumber Daya alam, 2). Energi Terbarukan, 3). Peningkatan Produksi Pertanian Berkelanjutan. 3 (tiga) tema besar inilah yang akan disusun dan diramu dan selanjutnya untuk dilaksanakan. Ada 6 kegiatan unit kegiatan CoE oleh Perguruan tinggi di PETUAH yaitu: Community-based Renewable Energy (CORE) oleh Udayana; Watershed Management and Hydropower (WAHYD) oleh Unja; Climate-resilience Agriculture (CLEAR) oleh Universitas Mataram; Land-used for Low Emission Spatial Planning (LUWES); Peatland Conservation and Productivity Improvement (PLACE) oleh Unsri; Aridland Agriculture  (ALRIC) oleh Universitas Nusa Cendana Kupang, Smart Land Use Management (SALUT) oleh Universitas Hasanudin. ITB sebagai Leader Konsorsium. Unsri dan Unja mempunyai lokasi yang telah ditentukan yaitu wilayah Jambi. Kegiatan ini akan dilakukan pada periode September 2015 s/d Maret 2018 . Saat ini kita berada pada tep 2, step 1 sudah dilakukan dengan pengumpulan info dan data, dan ilmu pengetahuan terkait ekonomi hijau, tehnologi traduisional maupun modern. Sampai maret mendapatkan good praktis langsung ke lapangan utuk mendapat informasi langsung di tingkat petani, lalu dilakukan penelitian. Hasil penelitian akan didapatkan hasil yang pas, lalu akan ditindaklanjuti dengan kegiatan. Beberapa pengalaman kegiatan yang telah kami lakukan sebelumnya adalah Pengembangan lahan rawa dan gambut, pusat unggulan riset pengelolaan lahan optimal, maupun lahan optimal lainnya, penanganan mangrove, training pertanian, pendampingan pertanian padi, sapi terpadu, industry kelapa sawit.
4.    Ir. Agus Pirngadi, memberikan gambaran 3 kecamatan yang disebutkan tak bersentuhan dengan pantai. Kec. Dendang Mayorita penduduk jawa dan Sulawesi. Topografi adalah lahan gambut dalam. Masalah adalah alih fungsi lahan dari lahan tanaman pangan beralih dengan sawit, kejadian ini sudah 10 tahun, Penyebabnya adalah kebijakan untuk tanaman pangan kurang dan sawit menjanjikan, makanya kami buat Perda untuk mempertahankan tanaman pangan berkelanjutan. Kecamatan Muara Sabak Barat lebih heterogen, topografi lahan 60 mineral dan 40 % gambubut. Geragai topografi gambut tidak terlalu dalam. 3 kec ini yang berpotensi pertanian ada di kec. Geragai di desa lagan dan kota baru yg ada lokasi KTM  nya seluas 20 hektar baru dibuka  dan masih dilindungi lahannya yang diberikan oleh Pemda. Ada kesedian lahan  150 hektar utk lahan tanaman pangan lahan masyarakat. Sapi terpadu cocok di dendang dan Geragai agar tidak alih funsi, populasi ternak di 3 kecamatan ini memang disuport karena dipusatkan untuk ternak. Keluar dari 3 lokasi kecamatan ini, terkait tanaman pangan ada di kec. Berbak, sadu dan nipah panjang dan rantau rasau. Produktifitas tanaman padi masih rendah yaitu 3,7 ton/ha kering panen. Tanam 1 sampai 2 kali tanam, 2 kali tanam di simpang datuk kec. Nipah panjang, kesemuanya di lahan gambut, sedangkan pengairannya adalah daerah pasang surut air laut. Saya tertarik dengan pintu air, terkait dengan puintu air melalui dinas PU nggak bagus, air lewat dari bawah, kalau ada bentuk yang bisa diaplikasikan mungkin bisa kita aplikasikan, masyarakat di nipah panjang banyak bugis dan melayu. Berbak jawa dan melayu bugis sedikit. Sadu bugis dan melayu. Mangrove bisa dilakukan di Muara sabak timur, Nipah panjang dan kec. Sadu. Lokus tempat survey bisa dilakukan di desa Lambur dan Kota harapan kec. Sabak timur, Bnipah panjang bisa dilakukan di pemusiran, desa Teluk Kijing. Kec. Sadu bisa dilakukan di desa Remao Baku Tuwo dan Sugai Cemara serta Labuhan Pring. Survai nanti akan kita pertemuan dengan dinas Hutbun terkait binaan dan DKP terkait konservasi mangrove. Kami akan panggil SKPD teknis untuk mendampingi di lapangan.
5.    Tanggapan Tim Unsri, Padi disini menggunakan sistim apa? Varietasnya apa yang umum? Karena kami penasaran , Cuma panen 3,7 ton / hektar. Mungkin kalau bisa 6 ton / hektar kami akan sangat gembira.
6.    Tambahan Bpk. Dr. Erizal Sodikin, Kegiatan mohon dukungan SKPD SKPD terkait seperti dinas Pertanian salah satunya, program MCA-Indonesia jangan terlalu over estimate, kegiatan diharapkan tidak boleh terlalu investasi namun lebih merubah midset melalui pendekatan pemberdayaan seisal demplot , aturannya seperti itu, tak boleh: missal berupa beli traktor atau pengadaan yang sifatnya fisik.
7.    DRM Tanjabti MCA-Indonesia memberikan informasi bahwa saat ini ada 29 desa yang sedang diusulkan oleh LSM-LSM pada kegiatan Jendela 2, semoga sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan desa desa yang akan dilakukan untuk kegiatan PETUAH. Selain itu juga menanyakan Rencana Kerja dan Tindak Lanjut dalam 2 tahun ke depan.
8.    Universitas Sriwijaya menanggapai bahwa nama nama desa tersebut supaya bisa kami dapatkan datanya, jika topiknya sama dalam satu desa akan berusaha dihindari, namun jika ada kegiatan dalam satu desa namun dengan topic permasalahan yang berbeda, asalkan saling melengkapi tidak ada masalah. Misalnya PETUAH dari segi budidaya pertanian dan kegiatan PSDAM dari segi tehnologi pompa untuk pengadaan air pertanian.
9.    Untuk Rencana Kerja dan Tindak Lanjut Pak Rujito menjawab bahwa saat ini rencana kerja sedang disusun. Senin tanggal 25 Januari 2016 PETUAH akan berkumpul di IPB dan rencana pada hari selasa 26 Januari 2016 akan ke MCA-Indonesia Jakarta. Kami menyusun kegiatan rencana per kwartal, Sudah terlaksana Kwarta IV tahun 2015. Dan saat ini kami sedang menyusun Kwarta I tahun 2016. Pada Kwarta I Tahun 2016 ini kami belum ada kegiatan implementasi, kegiatan baru pada tahap : inventarisasi, pencarian tempat, observasi lapangan , ketemu petani, ketemu dinas.
10. Pak Erizal menambahkan terkait dengan iklim dan rencana kerja per kwartal, jangan sampai merencanakan kegiatan implementasi pada  kwartal IV namun saat itu sedang musim kering/kemarau yang tidak memungkinkan melakukan kegiatan demplot penanaman padi.
11. Tambahan Bpk. Ir Agus Pirngadi, terkait yang disampaikan Bpk, Rujito bahwa model penanaman padi disini tanamnya masih manual, masih sama  seperti model tanam padi di pulau jawa,
12. Dari Universitas Jambi Bpk. Wandi menyampaikan bahwa jenis padi Akabela bagus hasilnya, kenapa nggak mau? Bukan nggak mau, tapi intervensi sawit tidak bisa ditekan. Sawit di jambi sudah lebih dari 1,5 juta hektar dari luas lahan tani 5 juta hektar. Hendaknya kegiatan ini fokus ke delta Berbak (Rantau Rasau, Berbak,Nipah Panjang), karena infrastruktur sudah lengkap di sana saluran promer, sekunder, tersier , dana negara sudah banyak tersedot disana di masa masa lalu . Infrastruktur itu bukan untuk sawit namun dimanfaatkan untuk sawit. Kalau ada contoh , maka akan ditiru. Insyaallah kalau dilakukan disini optimis akan berhasil. Kita harus mengembalikan lagi dari sawit ke sawah.
13. Tambahan Kepala Bappeda Bpk Agus Pirngadi Kendala, antara pertanian dan perkebunan tidak sinkron, jaringan air terlalu dalam. Terkait lokus , saya sangat setuju dilakukan di sekitar wilayah Delta Berbak. Terkait data-data sekunder, kalau ada waktu kita lakukan pertemuan dengan dinas teknis namun jika tidak ada waktu bisa melakukan permintaan data lewat email.
14. Kami akan mengadakan pertemuan di Palembang dan ingin mengundang Bpk. Agus kepala Bappeda
15. Bpk. Prof. Benyamin Lakitan selaku kepala Team menyampaikan, bahwa permasalahan  mengembalikan dari tanaman sawit ke padi hanya ada 2 cara pendekatan, yakni pendekatan keras tegas tentunya hukum landasannya, dan yang ke dua adalah pendekatan persuasive. Pak Rujito dan pak Wandi sama pendapatnya. Yang menjadi penyebab masalah disini adalah masalah pendapatan sawit lebih tinggi. Akan kita pakai pendekatan persuasive, dengan melakukan percontohan , bahwa padi juga potensial. Dengan tehnologi tepat, padi juga mampu berproduksi 7 ton/hektar. Terkait wilayah lokus, soal kolaborasi akan dilihat substansinya. Saat ini timenya tepat karena sedang dalam tahap perencanaan dan penentuan lokus. Kebutuhan air, tehnik budidaya akan justru lebih cepat mencapai tujuan, Namun juga jangan dipaksakan kolaborasi.
16.  Pak Agus, setuju pendekatan Solve/persuasive, kalu cara keras dengan menyurh petani alih lahan dari sawit ke petani padi resikonya terlalu besar,  sementara kita wajib mengamankan lahan tanaman pangan yang masih kita mengamankan yang 17.000 hektar . Sesungguhnya dengan kebijakan positif  Presiden Jokowi  menekan impor beras,  akan menggairahkan petani tanaman pangan karena padi akan dibeli oleh masyarakat dengan harga tinggi.