Jumat, 08 Januari 2016

Keseriusan untuk memenangkan kompetisi proposal hibah CBNRM, KONSORSIUM LSM AMPHAL melakukan Audensi dengan Bappeda Kab. Tanjung Jabung Timur



MCA-INDONESIA TANJABTIM – Jumat, 8 Januari 2016 bertempat di Ruang Kerja Kepala Bappeda Tanjung Jabung Timur LSM AMPHAL melakukan Audensi dengan Bappeda Kab. Tanjung Jabung Timur. Selain Bpk. Ir. Agus Pirngadi selaku Kepala Bappeda Kab. Tanjung Jabung Timur turut hadir Bpk. Toni selaku Sekretaris Bappeda dan juga didampingi Kabid Ekonomi dan Kabid Infrastruktur. Dari LSM AMPHAL dipimpin oleh Sdr. Adhitya Noegraha selaku Direktur LSM AMPHAL didampingi oleh 2 orang staff. Dan MCA-Indonesia diwakili oleh Sdr. Sudarmanto selaku Distric Relationship Manager MCA-Indonesia Tanjung Jabung Timur.
Maksud diadakannya audensi ini adalah selain memaparkan profil LSM AMPHAL dan kegiatan yang akan dilakukan pada proposal kegiatan PSDAM juga untuk mendapatkan masukan dan saran agar semakin sempurnanya proposal sehingga mempunyai peluang yang besar untuk memenangkan kompetisi. Seperti diketahui sebelumnya 36 LSM Konsorsium telah lolos konsep note untuk memperebutkan dana $21 juta Kegiatan Hibah Kemakmuran Hijau Windows 2 PSDAM (Pengembangan sumber Daya alam Berbasis Masyarakat) Lot 1 yang meliputi Wilayah 11 Kabupaten yang ada di Sumatera dan Kalimantan.



Audensi dengan Bappeda Tanjung Jabung Timur

SEKILAS TENTANG RENCANA KEGIATAN KONSORSIUM LSM AMPHAL 
Judul dari proposal LSM AMPHAL beserta konsorsium adalah Proyek Mendorong Praktik Terbaik Pengelolaan Bentang Alam Taman Nasional Berbak Berbasis Pengelolaan Potensi Sumber Daya Alam Berkelanjutan.

Latar belakang diadakannya rencana kegiatan ini adalah : 1). TN Berbak berstatus Suaka Marga Satwa yang ditetapkan berdasarkan SK Gubernur Hindia Belanda No.18 Tahun 1935 Tanggal 29 Oktober 1935 yang diumumkan dalam Staatsblad Van Nederlands India No. 521 Tahun 1935 dengan luas 190.000 hektar; 2). Dengan SK Mentri Kehutanan No.285/Kpts-II/1992 kawasan ini ditetapkan sebagai TN dengan  Ekosistem Hutan Lahan Basah seluas 162.700 hektar; 3). Dengan lebih dari 50 % merupakan hutan gambut dengan kedalaman lebih dari 4 meter Taman Nasional Berbak memiliki kemampuan menahan karbon yang cukup tinggi; 4). TN Berbak kini 60 persen kawasanya mengalami kerusakan, akibat illegal logging sejak tahun 2001. (jawapos, 2012).  Selain Illegal logging perambahan dan kebakaran hutan menjadi penyebab utama degradasi kawasan didalam taman nasional; 5). Sayangnya ekstraksi hasil hutan oleh masyarakat dengan alasan perbaikan ekonomi justru tidak mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat; 6). Kebakaran Hutan terutama pada kawasan TN Berbak dan sekitarnya  sejak Bulan Juli sampai dengan Bulan November 2015; mengakibatkan kehancuran kawasan hutan dan lahan terlantar serta menyumbang emisi gas rumah kaca yang tinggi; 7). Dampak utama adalah ancaman terhadap keberlangsung hidup flora dan fauna di TN Berbak serta semakin melemahnya produktifitas SDA dan produktifitas masyarakat sekitar.
 


Tujuan Jangka Panjang: Meningkatnya kualitas bentang alam Taman Nasional Berbak dalam mendukung pembangunan berkelanjutan yang bertumpu pada pertumbuhan ekonomi rendah karbon bagi masyarakat. Tujuan Proyek: Membangun praktik pengelolaan terbaik sumber daya alam yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dalam bentang alam Taman Nasional Berbak melalui intensifikasi pengelolaan hutan dan lahan dan pengembangan unit usaha produktif rumah tangga.
Outcomes kegiatan ini adalah 1). Meningkatnya Pendapatan 100 Rumah Tangga masyarakat di dalam lansekap Berbak melalui pembangunan Hutan Rakyat dan Hutan Tanaman Rakyat secara signifikan dan 50 rumah tangga miskin nir-lahan di kelurahan Simpang Kec. Berbak Kab. TANJABTIM; 2). Kelompok Perempuan penerima manfaat selaku pengelola utama usaha tumpang sari palawija dalam Hutan Rakyat  dan Hutan Tanaman Rakyat mampu mengkonsolidasi diri dan berkontribusi maksimal bagi peningkatan pendapatan keluarga sehingga akan memiliki posisi tawar yang baik dalam pengambilan keputusan dalam rumah tangga; 3). Terehabilitasinya 200 hektar dan secara bertahap selama 5 tahun 3.000 hektar Hutan Taman Nasional Berbak yang terbakar pada bulan Juli - November 2015 di rehabilitasi melalui program “One Tree Matters”  (onetreematters.com); 4). Dari pelaksanaan program involved “One Tree Matters” 3000 rumah tangga disekitar akan menerima manfaat ekonomi dari kegiatan ekonomi tidak berbasis ekstensifikasi lahan dalam 5 tahun program berjalan. (http://www.onetreematters.com/program-involved/) ; 5). Terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar lansekap TNB melalui komitmen pembangunan industri hulu pengelolaan kayu hasil HR dan HTR oleh para pihak; 6). Para pihak yang terlibat serta publik dapat mengakses informasi pelaksanaan proyek secara aktual melalui pengembangan sistem monitoring online  berbasis media sosial populer
Output dari rencana kegiatan ini adalah: 1)  Terbangunnya 100 ha hutan rakyat pada lahan hak masyarakat berbasis wanatani tanaman jabon bagi 50 rumah tangga miskin dengan tumpang sari tanaman palawija oleh kelompok perempuan dalam kelompok tani hutan rakyat yang berhasil dilakukan dalam 18 bulan di Kelurahan Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung  Jabung Timur Provinsi Jambi; 2). Terbangunnya 100 ha Hutan Tanaman Rakyat pada hutan produksi penyangga TNB bagi 50 kepala keluarga pemegang IUPHHK HTR dengan silvikultur wanatani tanaman jabon dengan tumpang sari tanaman palawija oleh kelompok perempuan dalam kelompok tani hutan tanaman rakyat yang berhasil dilakukan dalam 18 bulan di Desa Petaling Kec. Sungai Gelam Kab. Muaro Jambi Prov. Jambi; 3). Terbangunnya Bank Bibit Rakyat “Lansekap Berbak” dengan kapasitas 600.000 bibit/tahun sebagai unit usaha 50 rumah tangga miskin nir-lahan yang tergabung dalam koperasi yang mampu menyediakan kebutuhan bibit tanaman hutan yang bernilai ekonomis tinggi bagi unit usaha hutan rakyat dan HTR yang dibangun proyek maupun replikasi oleh para pihak yang berhasil dilakukan dalam 10 bulan di Kelurahan Simpang Kec. Berbak Kab. Tanjung  Jabung Timur Prov. Jambi; 4). Terbangunnya sistem peringatan dini kebakaran hutan dan lahan melalui kegiatan rehabilitasi 200 ha Hutan Terbakar pada Taman Nasional Berbak secara partisipatif oleh masyarakat desa Rantau Rasau kab. Tanjung Jabung Timur sebagai replikasi inisiasi program “one tree matters” yang berhasil dilakukan dalam 18 bulan; 5). Terbangunnya komitmen untuk inisiasi “Sister Industri” Pengelolaan Kayu Rakyat berbasis komunitas di Kelurahan Simpang Kec. Berbak dengan Industri Hilir Kayu Rakyat UD. Abioso di Kabupaten Boyolali Prov. Jawa Tengah yang berhasil dilakukan pada bulan ke 18 proyek berjalan; 6). Terbangunnya web-site program yang terkoneksi dengan media sosial populer sebagai sebagai penguatan strategi marketing produk-produk ekonomi proyek sekaligus sarana monitoring perkembangan proyek dan kelanjutan proyek secara aktual pada bulan ke 4 proyek berjalan

Kegiatan yang direncanakan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 15 milyar ini diperuntukkan di  lokasi kegiatan sebagai berikut; 1).  Kelurahan Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur : Pembangunan Bank Bibit Rakyat; Pembangunan 100 ha Hutan Rakyat; Pemberdayaan dan Penguatan Kapasitas Perempuan melalui intensifikasi pengelolaan lahan dengan tanaman pangan; 2). Desa Rantau Rasau Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur : one tree matters program; Penguatan Strategi marketing dan sistem monitoring - evaluasi aktual proyek secara online; Desa Simpang Datuk Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur; one tree matters program; Penguatan Strategi marketing dan sistem monitoring - evaluasi aktual proyek secara online; 3). Desa Sungai Gelam Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi : Pembangunan 100 ha Hutan Tanaman Rakyat ; Pemberdayaan dan Penguatan Kapasitas Perempuan melalui intensifikasi pengelolaan lahan dengan tanaman pangan.

Pembibitan Pohon Kayu Jabon ( 4 bulan)




Untuk mencapai Goal atau tujuan yang dicita-citakan, maka pelaksanaan kegiatan direncanakan ada 3 tahap, yaitu:1). Persiapan Sosialisasi: Sosialisasi Para Pihak, Pelatihan Peningkatan Kapasitas Tekhnis, dan Pembentukan dan Penguatan Kelompok penerima manfaat ; 2). Kegiatan Utama : Pembangunan 200 Ha Hutan Rakyat dan Hutan Tanaman Rakyat, Penguatan Kapasitas dan Peran Perempuan melalui intensifikasi pengelolaan lahan dengan tanaman pangan , Pembangunan Sistem Peringatan Dini Kebakaran Hutan melalui Rehabilitasi TNB, Inisiasi Sister Industri; 3). Monitoring dan evaluasi : Penguatan Strategi marketing dan sistem monitoring - evaluasi aktual proyek secara online, dan Field Monev



TANYA JAWAB:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar