Notulensi Kegiatan Pengetahuan Hijau LPEM FEB UI-MCA
Indonesia tentang Perumusan Indikator Penganggaran Hijau di Indonesia Pada
Tingkat Daerah
Hotel Resourth Rumah Kito, Jambi, 10 Mei 2016
============================================================================
1.
Acara dibuka oleh Pemerintah Provinsi Jambi Bp.
Agus dari Setda Provinsi Jambi, Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa
kegiatan MCA-Indonesia telah dimulai sejak 3 tahun yang lalu dengan Mou antara
Gubernur Jambi Bp. HBA dengan Bp. Lukito Majelis Wali amanat MCA-Indonesia di
Jakarta.
2.
Pengantar MCa-Indonesia, bahwa kegiatan ini
adalah salah satu kegiatan MCA-Indonesia yaitu Pengetahuan Hijau, disamping ada
3 kegiatan lain oleh Konsorsium Hijau dengan Sekolah Hijaunya, Petuah Unja
dengan Pusat unggulan Hidropowernya dan Yayasan bhakti dengan Liputan kegiatan
MCa-Indonesia. Pertemuan hari ini bertujuan: a). Menyampaiakn temuan tentang
implementasi anggaran hijau di 4 provinsi yaitu :Jambi, Sulwesi Barat, NTT dan
NTB; b). Menyampaikan usulan indicator dan instrumennya, c). Mendapatkan
masukan indicator penganggaran hijau yang bisa diterapkan di tingkat daerah.
LPEM FEB UI, Tahapan Studi (Umum) : a).Initial Phase: Evaluasi pada target provinsi dan kabupaten dan
membuat penyesuaikan dengan masukan kepada institusi keuangan di tingkat pusat
dan daerah dalam hal pemrogaman, perencanan keuangan dan praktek pengganggaran
yang sejalan dengan perspektif green-budgeting;
b). Scalling-up Phase : Melakukan pengembangan kapasitas.
• OUTLINE
a) Latar
Belakang & Tujuan Studi Penganggaran Hijau (Green Budgeting)
b) Kegiatan
& Progress Studi Penganggaran Hijau
c) Target
& Indikator terkait Penganggaran Hijau
d) Materi
Diskusi
e) Kegiatan
Selanjutnya
Latar Belakang & Tujuan Studi
Penganggaran Hijau (Green Budgeting)
• Studi
Penganggaran Hijau, pada awalnya dilatarbelakangi oleh adanya target penurunan
gas rumah kaca (GRK) dari sektor mitigasi di dalam dokumen RAN GRK & RAD
GRK.
• Dalam
pengertian yang luas, green budgeting tidak hanya untuk sektor mitigasi namun
juga sektor adaptasi à anggaran yang pro
lingkungan
Tujuan dari Studi Green Budgeting:
1. Mendorong
pemerintah (pusat dan daerah) untuk menyusun perencanaan dan anggaran yang
menginternalisasi/memasukkan aspek lingkungan
2. Memberikan
pengetahuan tentang instrumen-instrumen yang dapat digunakan untuk mendukung
penganggaran hijau
3. Memfasilitasi
penguatan komitmen antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengimplementasikan
penganggaran hijau
Secara garis besar, penganggaran hijau
meliputi:
1. Membuat
target yang ingin dicapai
2. Menentukan
indikator sebagai alat ukur
3. Merancang
program-program atau kegiatan-kegiatan untuk mencapai target yang ingin dicapai
4. Memilih
beberapa program/kegiatan yang menjadi prioritas
5. Menyusun
dan menghitung anggaran yang diperlukan
6. Mengidentifikasi
sumber-sumber pendanaan untuk program/kegiatan yang dipilih
Target dan Indikator Umum Perubahan Iklim
1. Target
Umum Terkait Perubahan Iklim
2. Indikator
Umum Terkait Perubahan Iklim
3. Indikator
Green Budgeting
Materi diskusi;
1. Apakah
target & indikator yang diusulkan oleh daerah terkait penganggaran hijau?
2. Bagaimanakah
kemungkinan target & indikator tersebut dapat diimplementasikan?
3. Apakah
tantangan yang dihadapi pemerintah daerah?
4. Apakah
keunggulan yang dimiliki pemerintah daerah?
1.
Merangin, Kabupaten Merangin telah secara serius
melakukan penganggaran hijau namun sehubungan dengan kurangnya dana pembangunan
maka komposisi dananya masih sedikit.
2.
Kerinci, Penganggaran Hijau dalam mengukur
hendaknya tidak hanya dari segi anggaran dan kabupaten Kerinci telah mendorong
untuk dilakukannya peningkatan anggaran hijau setiap tahunnya.
3.
LSM, Sebelum membicarakan Grenn Bugjeting
hendaknya terlebih dahulu membicarakan Grenn Policy (Kebijakan Hijau) dan Grenn
Planning (Perencanaan Hijau). Sehingga nantinya akan tertuang dalam RPJM, RTRW,
dan RPJP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar