1. Sambutan
Kepala Bappeda Tanjung Jabung Timur Bpk. Ir Agus Pirngadi, ucapan terimakasih
kepada Konsorsium PETUAH yang sudah dating ke Kabbupaten Tanjung Jabung Timur.
Sehubungan dengan kegiatan MCA-Indonesia memang akhir akhir tahun kemarin, kami
agak pesimis, jujur saja dari tahun yang panjang sepertinya progress fisiknya
belum kelihatan padahal sudah banyak kegiatan-kegiatan operasional yang
dilaksanakan sehingga kita agak pesimis.
Namun
syukur Alhamdulillah, saat ini progress sudah mulai pelaksanaannya kepada masyarakat
di sekitar Taman Nasional Berbak. Sebelum PETUAH
mempresentasikan/memperkenalkan program program
kegiatannya kami perkenalkan terlebih dahulu nama saya Agus Pirngadi sebagai
Kepala Bappeda Tanjung Jabung timur didampingi staff saya yaitu: Ibu Hamida
selaku Kabid Infrastruktur,
Alkodri,SE,MM selaku Kasubid Tata ruang.
2. Universitas
Sriwijaya sebagai pimpinan rombongan adalah Bpk. Prof. Benyamin Lakitan, memberikan
ucapan terimakasih kepada Kepala Bappeda Tanjung Jabung Timur beserta staff dan
juga MCA-Indonesia, menyampaikan bahwa telah melakukan 2 kunjungan yaitu ke di
Bappeda Kab. Muaro Jambi dan Bappeda Provinsi Jambi, dan sekarang di Kab. Tanjung
Jabung Timur. Turut dalam rombongan yaitu : Prof. Rujito yang akan
mempresentasikan program selaku direktur Program, Dr. Dessy Adriani selaku
sekretaris eksekutif program (exsecutif
secretary), Dr.
Erizal Sodikin sebagai ekspert dan beliau adalah Dekan Fakultas Pertanian UI , Arfan Abrar,PH.D sebagai expert peternakan dan juga penanggung jawab
pertanian berkelanjutan (sustainable agricultural),Prof. Kafrawi (sebagai
ahli tenaga air mikro hidro),
Dr. Edward Saleh sebagai tehnik pertanian / agricultural engineering
sebagai pengelolaan sumber daya alam khusus pengelolaan gambut;Dr. Munandar keahliannya
pertanian/budidaya pertanian tanaman sebagai pengelolaan sumber daya alam
khusus kawasan dan beliau adalah Dekan
Fakultas Pertanian UI, Irmawati selaku staff ahli. Dalam menjalankan tugas
Universitas Sriwijaya akan dibantu oleh Universitas Jambi.
3. Prof. Rujito menyampaikan
/ memaparkan materi presentasi, pada kegiatan ini kami Universitas Sriwijaya
yang dalam kegiatan ini disebut Centre of excellent Peatlent Conservation and Productivity Improvement
(COE PLACE) . Kedatangan kami ingin mendapatkan beberapa informasi
tentang permasalahan-permasalahan yangterjadi di kabupaten Tanjung Jabung Timur
yang tentunya berkaitan dengan program kami, sehingga bisa disinkronisasi
dengan kegiatan-kegiatan yang akan kami susun. Selain itu juga dalam
implementasi nanti mohon dukungan dari SKPD SKPD terkait baik di tingkat
kabupaten maupun provinsi. Topik dari kegiatan ini adalah Pengetahuan Hijau Berbasis
Kebutuhan dan Kearifan local untuk mendukung Pembangunan Berkelanjutan. Kegiatan ini dibiayai oleh
MCA-Indonesia yang pelaksanaannya dilakukan oleh 7 perguruan tinggi yang kami
sebut dengan Konsorsium Perguruan Tinggi untuk Indonesia Hijau atau yang disingkat PETUAH.
PETUAH terdiri dari 7 universitas yaitu
Universitas Sriwijaya, Universitas Jambi, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas
Udayana, Universitas Mataram, Universitas Hasanudin dan Universitas Nusa
Cendana. Kegiatan berlangsung dari 1 September 2015 s/d 31 Maret 2018. Pusat
unggulan riset yang ingin kami lakukan bertujuan meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat yang ada di lokasi Green Prosperity atau dengan kata
lain Pengetahuan Hijau untuk Kemakmuran Hijau. Ada 3 hal: 1). Penguatan
Pengelolaan Sumber Daya alam, 2). Energi Terbarukan, 3). Peningkatan Produksi
Pertanian Berkelanjutan. 3 (tiga) tema besar inilah yang akan disusun dan
diramu dan selanjutnya untuk dilaksanakan. Ada 6 kegiatan unit kegiatan CoE
oleh Perguruan tinggi di PETUAH yaitu: Community-based Renewable Energy (CORE)
oleh Udayana; Watershed Management and Hydropower (WAHYD) oleh Unja;
Climate-resilience Agriculture (CLEAR) oleh Universitas Mataram; Land-used for
Low Emission Spatial Planning (LUWES); Peatland Conservation and Productivity
Improvement (PLACE) oleh Unsri; Aridland Agriculture (ALRIC) oleh Universitas Nusa Cendana Kupang,
Smart Land Use
Management (SALUT) oleh Universitas Hasanudin. ITB sebagai Leader Konsorsium.
Unsri dan Unja mempunyai lokasi yang telah ditentukan yaitu wilayah Jambi.
Kegiatan ini akan dilakukan pada periode September 2015 s/d Maret 2018 . Saat
ini kita berada pada tep 2, step 1 sudah dilakukan dengan pengumpulan info dan
data, dan ilmu pengetahuan terkait ekonomi hijau, tehnologi traduisional maupun
modern. Sampai maret mendapatkan good praktis langsung ke lapangan utuk
mendapat informasi langsung di tingkat petani, lalu dilakukan penelitian. Hasil
penelitian akan didapatkan hasil yang pas, lalu akan ditindaklanjuti dengan
kegiatan. Beberapa pengalaman kegiatan yang telah kami lakukan sebelumnya
adalah Pengembangan lahan rawa dan gambut, pusat unggulan riset pengelolaan
lahan optimal, maupun lahan optimal lainnya, penanganan mangrove, training pertanian,
pendampingan pertanian padi, sapi terpadu, industry kelapa sawit.
4. Ir. Agus
Pirngadi, memberikan gambaran 3 kecamatan yang disebutkan tak bersentuhan
dengan pantai. Kec. Dendang Mayorita penduduk jawa dan Sulawesi. Topografi
adalah lahan gambut dalam. Masalah adalah alih fungsi lahan dari lahan tanaman
pangan beralih dengan sawit, kejadian ini sudah 10 tahun, Penyebabnya adalah
kebijakan untuk tanaman pangan kurang dan sawit menjanjikan, makanya kami buat
Perda untuk mempertahankan tanaman pangan berkelanjutan. Kecamatan Muara Sabak
Barat lebih heterogen, topografi lahan 60 mineral dan 40 % gambubut. Geragai
topografi gambut tidak terlalu dalam. 3 kec ini yang berpotensi pertanian ada
di kec. Geragai di desa lagan dan kota baru yg ada lokasi KTM nya seluas 20 hektar baru dibuka dan masih dilindungi lahannya yang diberikan
oleh Pemda. Ada kesedian lahan 150
hektar utk lahan tanaman pangan lahan masyarakat. Sapi terpadu cocok di dendang
dan Geragai agar tidak alih funsi, populasi ternak di 3 kecamatan ini memang
disuport karena dipusatkan untuk ternak. Keluar dari 3 lokasi kecamatan ini,
terkait tanaman pangan ada di kec. Berbak, sadu dan nipah panjang dan rantau
rasau. Produktifitas tanaman padi masih rendah yaitu 3,7 ton/ha kering panen.
Tanam 1 sampai 2 kali tanam, 2 kali tanam di simpang datuk kec. Nipah panjang,
kesemuanya di lahan gambut, sedangkan pengairannya adalah daerah pasang surut
air laut. Saya tertarik dengan pintu air, terkait dengan puintu air melalui
dinas PU nggak bagus, air lewat dari bawah, kalau ada bentuk yang bisa
diaplikasikan mungkin bisa kita aplikasikan, masyarakat di nipah panjang banyak
bugis dan melayu. Berbak jawa dan melayu bugis sedikit. Sadu bugis dan melayu.
Mangrove bisa dilakukan di Muara sabak timur, Nipah panjang dan kec. Sadu.
Lokus tempat survey bisa dilakukan di desa Lambur dan Kota harapan kec. Sabak
timur, Bnipah panjang bisa dilakukan di pemusiran, desa Teluk Kijing. Kec. Sadu
bisa dilakukan di desa Remao Baku Tuwo dan Sugai Cemara serta Labuhan Pring.
Survai nanti akan kita pertemuan dengan dinas Hutbun terkait binaan dan DKP
terkait konservasi mangrove. Kami akan panggil SKPD teknis untuk mendampingi di
lapangan.
5. Tanggapan Tim
Unsri, Padi disini menggunakan sistim apa? Varietasnya apa yang umum? Karena
kami penasaran , Cuma panen 3,7 ton / hektar. Mungkin kalau bisa 6 ton / hektar
kami akan sangat gembira.
6. Tambahan Bpk.
Dr. Erizal Sodikin, Kegiatan mohon dukungan SKPD SKPD terkait seperti dinas
Pertanian salah satunya, program MCA-Indonesia jangan terlalu over estimate,
kegiatan diharapkan tidak boleh terlalu investasi namun lebih merubah midset
melalui pendekatan pemberdayaan seisal demplot , aturannya seperti itu, tak
boleh: missal berupa beli traktor atau pengadaan yang sifatnya fisik.
7. DRM Tanjabti
MCA-Indonesia memberikan informasi bahwa saat ini ada 29 desa yang sedang
diusulkan oleh LSM-LSM pada kegiatan Jendela 2, semoga sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan desa desa yang akan dilakukan untuk kegiatan
PETUAH. Selain itu juga menanyakan Rencana Kerja dan Tindak Lanjut dalam 2
tahun ke depan.
8. Universitas
Sriwijaya menanggapai bahwa nama nama desa tersebut supaya bisa kami dapatkan
datanya, jika topiknya sama dalam satu desa akan berusaha dihindari, namun jika
ada kegiatan dalam satu desa namun dengan topic permasalahan yang berbeda,
asalkan saling melengkapi tidak ada masalah. Misalnya PETUAH dari segi budidaya
pertanian dan kegiatan PSDAM dari segi tehnologi pompa untuk pengadaan air
pertanian.
9. Untuk Rencana
Kerja dan Tindak Lanjut Pak Rujito menjawab bahwa saat ini rencana kerja sedang
disusun. Senin tanggal 25 Januari 2016 PETUAH akan berkumpul di IPB dan rencana
pada hari selasa 26 Januari 2016 akan ke MCA-Indonesia Jakarta. Kami menyusun
kegiatan rencana per kwartal, Sudah terlaksana Kwarta IV tahun 2015. Dan saat
ini kami sedang menyusun Kwarta I tahun 2016. Pada Kwarta I Tahun 2016 ini kami
belum ada kegiatan implementasi, kegiatan baru pada tahap : inventarisasi,
pencarian tempat, observasi lapangan , ketemu petani, ketemu dinas.
10. Pak Erizal
menambahkan terkait dengan iklim dan rencana kerja per kwartal, jangan sampai
merencanakan kegiatan implementasi pada
kwartal IV namun saat itu sedang musim kering/kemarau yang tidak
memungkinkan melakukan kegiatan demplot penanaman padi.
11. Tambahan Bpk.
Ir Agus Pirngadi, terkait yang disampaikan Bpk, Rujito bahwa model penanaman
padi disini tanamnya masih manual, masih sama
seperti model tanam padi di pulau jawa,
12. Dari
Universitas Jambi Bpk. Wandi menyampaikan bahwa jenis padi Akabela bagus
hasilnya, kenapa nggak mau? Bukan nggak mau, tapi intervensi sawit tidak bisa
ditekan. Sawit di jambi sudah lebih dari 1,5 juta hektar dari luas lahan tani 5
juta hektar. Hendaknya kegiatan ini fokus ke delta Berbak (Rantau Rasau,
Berbak,Nipah Panjang), karena infrastruktur sudah lengkap di sana saluran
promer, sekunder, tersier , dana negara sudah banyak tersedot disana di masa
masa lalu . Infrastruktur itu bukan untuk sawit namun dimanfaatkan untuk sawit.
Kalau ada contoh , maka akan ditiru. Insyaallah kalau dilakukan disini optimis
akan berhasil. Kita harus mengembalikan lagi dari sawit ke sawah.
13. Tambahan
Kepala Bappeda Bpk Agus Pirngadi Kendala, antara pertanian dan perkebunan tidak
sinkron, jaringan air terlalu dalam. Terkait lokus , saya sangat setuju
dilakukan di sekitar wilayah Delta Berbak. Terkait data-data sekunder, kalau
ada waktu kita lakukan pertemuan dengan dinas teknis namun jika tidak ada waktu
bisa melakukan permintaan data lewat email.
14. Kami akan
mengadakan pertemuan di Palembang dan ingin mengundang Bpk. Agus kepala Bappeda
15. Bpk. Prof.
Benyamin Lakitan selaku kepala Team menyampaikan, bahwa permasalahan mengembalikan dari tanaman sawit ke padi
hanya ada 2 cara pendekatan, yakni pendekatan keras tegas tentunya hukum
landasannya, dan yang ke dua adalah pendekatan persuasive. Pak Rujito dan pak
Wandi sama pendapatnya. Yang menjadi penyebab masalah disini adalah masalah
pendapatan sawit lebih tinggi. Akan kita pakai pendekatan persuasive, dengan
melakukan percontohan , bahwa padi juga potensial. Dengan tehnologi tepat, padi
juga mampu berproduksi 7 ton/hektar. Terkait wilayah lokus, soal kolaborasi
akan dilihat substansinya. Saat ini timenya tepat karena sedang dalam tahap
perencanaan dan penentuan lokus. Kebutuhan air, tehnik budidaya akan justru
lebih cepat mencapai tujuan, Namun juga jangan dipaksakan kolaborasi.
16. Pak Agus, setuju pendekatan Solve/persuasive,
kalu cara keras dengan menyurh petani alih lahan dari sawit ke petani padi
resikonya terlalu besar, sementara kita
wajib mengamankan lahan tanaman pangan yang masih kita mengamankan yang 17.000
hektar . Sesungguhnya dengan kebijakan positif
Presiden Jokowi menekan impor
beras, akan menggairahkan petani tanaman
pangan karena padi akan dibeli oleh masyarakat dengan harga tinggi.